Kontribusi Provinsi Sumsel dalam Meningkatkan Produksi Pangan Nasional
Program Cetak Sawah Mandiri Provinsi Sumsel merupakan inisiatif untuk meningkatkan luas area pertanian dengan cara mencetak sawah di kawasan APL (Area Penggunaan Lain) yang dimiliki oleh petani, kelompok tani, desa, BUMN/BUMD, dan organisasi masyarakat. Rapat pembahasan CSR yang diadakan pada tanggal 12 Juli 2024 menghadirkan Tenaga Ahli Menteri Pertanian (Dr. IGM Subiksa), Kepala PSI Hortikultura (Husnain, SP., MP., Ph.D.), dan Kepala BSIP Pascapanen (Dr. Asmarhansyah), Kepala BSIP Sumsel (Dr. Suharyanto, SP., MP) serta perwakilan Dinas Pertanian kabupaten/kota dan Perwakilan Dinas PUPR Provinsi Sumsel bertempat di ruang rapat Dinas Pertanian RPH Provinsi Sumsel.
Pada rapat tersebut, dibahas luas baku sawah (LBS) di Provinsi Sumsel menurut data SP 2017 sebesar 620 ribu ha dan menurut ATR BPB 2019 sebesar 470 ribu ha, dengan selisih 150 ribu ha. Potensi LBS yang dapat diajukan sebagai LBS mencapai 130 ribu ha. Ketua tim perluasan areal pertanian, Ka PSI Horti, menyampaikan bahwa program ini mendesak dilaksanakan untuk mengatasi potensi kekeringan di 22 provinsi dan menjaga stabilitas ketahanan pangan nasional.
Usulan sementara untuk Provinsi Sumsel adalah mencetak sawah seluas 12 ribu ha dengan potensi mencapai 130 ribu ha. Program ini berfokus pada pengoptimalan lahan sawah terlantar, lahan tidur, serta lahan rawa untuk meningkatkan produksi pangan. Kunjungan lapangan dilakukan di beberapa lokasi seperti Kecamatan Pampangan dan Desa Beti Kecamatan Indralaya Selatan, Kabupaten OKI, yang memiliki potensi lahan yang signifikan untuk program ini.
Deadline pengusulan program ini diundur hingga Agustus 2024 untuk memungkinkan penambahan usulan lahan yang akan dicetak sawah. Diharapkan dengan pelaksanaan program ini, dapat meningkatkan produksi pangan di Provinsi Sumsel serta memperkuat ketahanan pangan nasional secara keseluruhan. (Bny, Ssw)